Tidak semua spesifikasi kabel dapat difungsikan sebagai panjangan
kabel. Ciri fisik paling mendasar dari panjangan kabel adalah fleksibel.
Kabel harus dapat menyesuaikan bentuk ruang yang dilaluinya hingga ke
tempat yang dituju. Selain itu perlu diketahui besar beban arus listrik
yang hendak dihantar dan dipakai melalui panjangan kabel.
Kondisi-kondisi seperti itu membuat sebuah karakteristik tertentu dan
pasti dari spesifikasi kabel yang layak dijadikan panjangan kabel, yaitu
kabel serabut dengan kemampuan hantar arus listrik mirip dengan kabel
yang terhubung pada stopkontak.
Namun demikian, jika kita berbicara mengenai standar panjangan-kabel,
boleh dibilang, agak sulit mendapatkan parameter tehnik yang bisa
dijadikan ukuran. Saya melihat standar tersebut cenderung ditentukan
berdasarkan keluaran kualitas daya / arus listrik yang hendak di alirkan
dari stopkontak melalui panjangan kabel itu sendiri. Saat kita hendak
mengoperasikan perangkat dengan kebutuhan kualitas daya / arus listrik
yang sama dengan keluaran stopkontak di dinding, maka sudah tentu
spesifikasi kabel dari panjangan kabel harus sama dengan spesifikasi
kabel pada stopkontak di dinding.
Tetapi tidak selalu dibutuhkan kondisi kualitas daya yang sama setiap
saat dalam pemakaian panjangan kabel. Seandainya hanya untuk keperluan
menyalakan perangkat elektronik / listrik yang sifatnya sederhana,
seperti kipas angin atau lampu baca, spesifikasi kualitas kabel dari
panjangan kabel pun tidak perlu terlalu tinggi. Standar kualitas
panjangan kabel seperti inilah yang sering kita jumpai di pasaran, yaitu
untuk memenuhi kebutuhan arus listrik perangkat elektronik / listrik
yang sifatnya sederhana dengan beban daya sangat terbatas.
Realita sehari-hari di rumah, panjangan kabel lebih sering digunakan
untuk kebutuhan mengakomodasi arus listrik perangkat elektronik /
listrik lebih dari yang sifatnya sederhana saja. Termasuk keberadaan
kawat arde sebagai penghantar kelebihan arus listrik ketika pemakaian
panjangan kabel sedang berlangsung. Sebagaimana telah disebutkan di
atas, fungsi utama pemakaian panjangan kabel hanya sebatas sarana
penghantar arus listrik ke satu tempat yang sifatnya sementara saja.
Namun, ada kalanya panjangan kabel difungsikan sebagai jalur kabel baru –
“semi permanen” setelah perangkat elektronik / listrik dioperasikan
dalam jangka waktu relatif cukup lama.
Jadi, jika semua kondisi di atas di gabungkan, standar spesifikasi
kabel sebuah panjangan kabel dapat dikategorikan sebagai kabel serabut
dengan kemampuan hantar arus listrik sebatas pemakaian perangkat
elektronik / listrik bersifat relatif sederhana, tetapi aman dipakai
dalam waktu “relatif” cukup lama.
Untuk mendapat kepastian spesifikasi kabel dari panjangan kabel
seperti itu, saya memilih membuat sendiri menggunakan kabel serabut
dengan kode NYMHYrd-O ~ 3 x 0,75mm² ~ 300/500V sepanjang 5 meter.
Karena, selain diameter kabel yang tidak terlalu besar (mudah diurai dan
dirapikan kembali), kemampuan hantar arus dari kabel cukup besar untuk
mengakomodasi konsumsi daya perangkat elektronik / listrik pada umumnya,
yaitu hingga 12 Ampere atau setara dengan 2.500 Watt.
Di salah satu ujung kabel, saya pasangkan stopkontak-gantung (1
lubang). Umumnya, kemampuan menahan beban arus listrik perangkat
stopkontak-gantung adalah 16 Ampere (3500 Watt). Sama dengan kemampuan
menahan beban arus listrik steker yang terpasang di bagian ujung kabel
lainnya.
Membuat tambahan titik stopkontak baru
Walaupun sebagai cadangan, panjangan kabel memiliki beberapa manfaat
dan fungsi yang dapat kita gunakan untuk membantu sebagai sarana
pendukung dalam pengambilan keputusan berhubungan dengan pemakaian
perangkat elektronik / listrik di rumah. Salah satu diantaranya adalah
untuk menentukan perlu tidaknya menambahkan titik stopkontak baru pada
sebuah area dalam ruangan.
Misalnya, kita membutuhkan sebuah gambar keadaan
untuk mengetahui seberapa efektif mengoperasikan kipas angin di atas
buffet ruang keluarga tanpa keberadaan terminal stopkontak di area
tersebut. Jika hanya untuk mendapatkan sebuah “gambar keadaan“,
kita tidak perlu membuat jalur kabel stopkontak baru terpasang di area
itu. Kita dapat menggunakan panjangan kabel yang di ulur ke area dekat
buffet agar kipas angin bisa dioperasikan hingga beberapa hari ke depan.
Dengan demikian, perlu atau tidaknya penambahan titik stopkontak baru,
akan diputuskan setelah kita mengetahui sejauh mana efektivitas dari
pengoperasian kipas angin di area tersebut.
Asumsi-kan kita memutuskan untuk menambah jalur kabel stopkontak baru
di area buffet tersebut, pertanyaannya : unit stopkontak berapa lubang
yang hendak dipasangkan di situ?
Tujuan awal menggunakan panjangan kabel hanyalah untuk mengetahui
efektivitas meletakkan kipas angin di atas buffet saja. Begitu kita
memutuskan dan membuat jalur stopkontak baru di area tersebut,
seringkali kita fokus perhatian dan tujuan penambahan stopkontak hanya
sebatas kebutuhan pemakaian kipas angin saja.
Pernahkah anda memperhatikan di setiap titik stopkontak selalu ada
kebutuhan lebih dari satu lubang stopkontak untuk mengoperasikan
perangkat elektronik / listrik berbeda secara bersamaan?
Berulang kali tanpa saya sadari telah melakukan kesalahan yang sama,
yaitu hanya memasang terminal stopkontak 1 atau 2 lubang saja pada
sebuah titik. Namun, setelah pemasangan, kondisi yang dibutuhkan lebih
dari apa yang telah dikerjakan.
0 komentar:
Posting Komentar